Kabupaten Siak, memiliki beberapa bangunan megah bersejarah, sekarang difungsikan sebagai perkantoran, rumah tinggal, penginapan, toko oleh penduduk Siak. Salah satunya adalah peninggalan termasyur dengan bagunan bercirikan arsitektur gabungan antara Melayu, Arab, plus Eropa, yaitu Istana Siak Sri Indrapura.
Sepanjang perkembangan sejarah bangsa Indonesia, telah banyak meninggalkan sisa-sisa kehidupan pemberi corak khas pada kebudayaan bangsa di Siak, salah satunya adalah Istana Siak Sri Indrapura menjadi salah obyek wisata Riau.
Untuk dapat melihat Bangunan bangunan Melayu zaman/tempo dulu dijuluki juga sebagai ‘Istana Matahari Timur’, jarak tempuh dari sebelah timur Pekanbaru mencapai empat jam perjalanan melalui sungai hingga menuju Kabupaten Siak Sri Indrapura.
" Istana Matahari Timur " atau disebut juga Asserayah Hasyimiah atau ini dibangun oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 oleh arsitek berkebangsaan Jerman. Arsitektur bangunan merupakan gabungan antara arsitektur Melayu, Arab, Eropa. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu Istana.
Banguna Istana Siak bersejarah tersebut selesai pada tahun 1893. Pada dinding istana dihiasi dengan keramik khusus didatangkan buatan Prancis. Beberapa koleksi benda antik Istana, kini disimpan Museum Nasional Jakarta, Istananya sendiri menyimpan duplikat dari koleksi tersebut.
Diantara koleksi benda antik Istana Siak adalah: Keramik dari Cina, Eropa, Kursi-kursi kristal dibuat tahun 1896, Patung perunggu Ratu Wihemina merupakan hadiah Kerajaan Belanda, patung pualam Sultan Syarim Hasim I bermata berlian dibuat pada tahun 1889, perkakas seperti sendok, piring, gelas-cangkir berlambangkan Kerajaan Siak masih terdapat dalam Istana.
Dipuncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana. Sekitar istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, disebelah kiri belakang Istana terdapat bangunan kecil sebagai penjara sementara.
Beberapa bangunan sejarah lainnya tak hanya Istana Siak dapat juga dilihat sekitar bangunan:
Jembatan Siak
Jembatan Istana Siak berada sekitar 100 meter disebelah Tenggara kompleks Istana Siak Sri Indrapura. Jembatan tersebut berangka tahun 1899. Dibawah jembatan istana terdapat sungai (parit), diduga dulu sekaligus sebagai parit pertahanan kompleks istana.
Balai Kerapatan
Balai Kerapatan Tinggi Siak pada masa pemerintahan Sultan Assyaidisyarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889. Bangunan istana menghadap kearah sungai (selatan). Tangga masuk bangunan terbuat dari beton. Balai Kerapatan tinggi Siak dahulu berfungsi sebagai tempat pertemuan (sidang) Sultan dengan Panglima-panglimanya.
Bangunan bertingkat 2, denah persegi 4, berukuran 30, 8 X 30, 2 m dengan tiang utama berupa pilar berbentuk silinder. Lantai bawah bangunan terdiri dari 7 ruang dan lantai atas 3 ruang.
Masjid Syahabuddin
Merupakan masjid Kerajaan Siak, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Kasim I. Masjid berdenah 21, 6 X 18, 5 m. Bangunan masjid telah berkali-kali mengalami perbaikan tetapi masih mempertahankan bentuk aslinya.
Makam Sultan Kasim II
Terletak dibelakang masjid Syahabuddin, dimakamkan Sultan Kasim II (Sultan terakhir mangkat pada 23 April 1968. Jirat makam sultan berbentuk 4 undak dari tegel dan marmer berukuran panjang 305 cm. Lebar 153 cm. Dan tinggi 110 m. Nisannya dari kayu berukir motif suluran –suluran. Bentuknya bulat silinder bersudut 8 dengan diameter 26 cm dan kelopak bunga teratai.
Sepanjang perkembangan sejarah bangsa Indonesia, telah banyak meninggalkan sisa-sisa kehidupan pemberi corak khas pada kebudayaan bangsa di Siak, salah satunya adalah Istana Siak Sri Indrapura menjadi salah obyek wisata Riau.
Untuk dapat melihat Bangunan bangunan Melayu zaman/tempo dulu dijuluki juga sebagai ‘Istana Matahari Timur’, jarak tempuh dari sebelah timur Pekanbaru mencapai empat jam perjalanan melalui sungai hingga menuju Kabupaten Siak Sri Indrapura.
" Istana Matahari Timur " atau disebut juga Asserayah Hasyimiah atau ini dibangun oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 oleh arsitek berkebangsaan Jerman. Arsitektur bangunan merupakan gabungan antara arsitektur Melayu, Arab, Eropa. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu Istana.
Banguna Istana Siak bersejarah tersebut selesai pada tahun 1893. Pada dinding istana dihiasi dengan keramik khusus didatangkan buatan Prancis. Beberapa koleksi benda antik Istana, kini disimpan Museum Nasional Jakarta, Istananya sendiri menyimpan duplikat dari koleksi tersebut.
Diantara koleksi benda antik Istana Siak adalah: Keramik dari Cina, Eropa, Kursi-kursi kristal dibuat tahun 1896, Patung perunggu Ratu Wihemina merupakan hadiah Kerajaan Belanda, patung pualam Sultan Syarim Hasim I bermata berlian dibuat pada tahun 1889, perkakas seperti sendok, piring, gelas-cangkir berlambangkan Kerajaan Siak masih terdapat dalam Istana.
Dipuncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana. Sekitar istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, disebelah kiri belakang Istana terdapat bangunan kecil sebagai penjara sementara.
Beberapa bangunan sejarah lainnya tak hanya Istana Siak dapat juga dilihat sekitar bangunan:
Jembatan Siak
Jembatan Istana Siak berada sekitar 100 meter disebelah Tenggara kompleks Istana Siak Sri Indrapura. Jembatan tersebut berangka tahun 1899. Dibawah jembatan istana terdapat sungai (parit), diduga dulu sekaligus sebagai parit pertahanan kompleks istana.
Balai Kerapatan
Balai Kerapatan Tinggi Siak pada masa pemerintahan Sultan Assyaidisyarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889. Bangunan istana menghadap kearah sungai (selatan). Tangga masuk bangunan terbuat dari beton. Balai Kerapatan tinggi Siak dahulu berfungsi sebagai tempat pertemuan (sidang) Sultan dengan Panglima-panglimanya.
Bangunan bertingkat 2, denah persegi 4, berukuran 30, 8 X 30, 2 m dengan tiang utama berupa pilar berbentuk silinder. Lantai bawah bangunan terdiri dari 7 ruang dan lantai atas 3 ruang.
Masjid Syahabuddin
Merupakan masjid Kerajaan Siak, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Kasim I. Masjid berdenah 21, 6 X 18, 5 m. Bangunan masjid telah berkali-kali mengalami perbaikan tetapi masih mempertahankan bentuk aslinya.
Makam Sultan Kasim II
Terletak dibelakang masjid Syahabuddin, dimakamkan Sultan Kasim II (Sultan terakhir mangkat pada 23 April 1968. Jirat makam sultan berbentuk 4 undak dari tegel dan marmer berukuran panjang 305 cm. Lebar 153 cm. Dan tinggi 110 m. Nisannya dari kayu berukir motif suluran –suluran. Bentuknya bulat silinder bersudut 8 dengan diameter 26 cm dan kelopak bunga teratai.
bbb
BalasHapustulisan yang sangat bagus sekali,
BalasHapusizin copy ya, salam kenal
Di situ lah tempat kelahiran bete
BalasHapusawa pun prnah ke siak
BalasHapus